TUGAS MANDIRI
MEDIA
PEMBELAJARAN
Disusun
Untuk Memenuhi Mata Kuliah
Media
Pembelajaran
Oleh:
Nama : Fauzi Rahman
NPM : ( 1211100176 )
Kelas : D (DMS) Bandar Lampung
Jurusan : PGMI
Semester : II
Dosen:
DR. NIRVA DIANA, M.Pd.
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
RADEN INTAN LAMPUNG FAKULTAS TARBIYAH
DUAL MODE SYSTEM (DMS)
2012/2013
SEJARAH MEDIA PENDIDIKAN
Pada masa penjajahan media
pendidikan nyaris tidak menunjukkan perkembangan yang berarti. Bukan
semata-mata masalah dana tentu yang menyebabkan mandegnya perkembangan media
pendidikan masa itu. Namun juga karena paradigma belajar yang sengaja
dikembangkan kaun kolonial pada umumnya. Saat itu Guru adalah sosok sentral
dalam Proses Belajar Mengajar (PBM). Ia adalah makhluk serba tahu, serba bisa,
selalu benar, sedangkan siswa adalah makhluk bodoh yang harus belajar mendengar
guru, berada dalam posisi yang lemah dan sering dipersalahkan.
Guru adalahsumber belajar satu-satunya
bagi para murid. Tak boleh ada media yang berfungsi besar
hingga dikhawatirkan merebut kedudukan terhormat guru. Disini nampak bahwa
pendidikan pada masa itu mengkhawatirkan munculnya pribadi pembelajar sejati.
Tahun 1960 dan 1970 Media Pendidikan
diapandang sebagai suatu proses.
Awal tahun 1950, khususnya selama tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang pendidikan mulai mendiskusiakan media pendidikan dalam suatu yang berbeda. Mereka membahasnya sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa media pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan mneguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964) mengatakan bahwa media pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada praktek pendidikan. Pada tahun 1960an dan 1970 banayak definisi media pendidikan yang dipandang sebagai suatu proses.
Awal tahun 1950, khususnya selama tahun 1960 dan 1970 sejumlah ahli dalam bidang pendidikan mulai mendiskusiakan media pendidikan dalam suatu yang berbeda. Mereka membahasnya sebagai suatu proses. Contohnya Finn (1960) mengatakan bahwa media pendidikan harus dipandang sebagai suatu cara untuk melihat masalah pendidikan dan mneguji kemungkinan solusi dari masalah tersebut. Sedangkan Lumsdaine (1964) mengatakan bahwa media pendidikan dapat dijadikan aplikasi ilmu pengetahuan pada praktek pendidikan. Pada tahun 1960an dan 1970 banayak definisi media pendidikan yang dipandang sebagai suatu proses.
Pada awal sejarah pendidikan, guru
merupakan satu-satunya sumber untuk memperoleh pelajaran. Dalam perkembangan
selanjutnya, sumber belajar itu kemudian bertambah dengan adanya buku. Pada
masa itu kita mengenal tokoh bernama Johan Amos Comenius yang tercatat sebagai
orang pertama yang menulis buku bergambar yang ditujukan untuk anak sekolah.
Buku tersebut berjudul Orbis Sensualium Pictus (Dunia Tergambar) yang
diterbitkan pertama kali pada tahun 1657..
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat meberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar. Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran.
Dari sinilah para pendidik mulai menyadari perlunya sarana belajar yang dapat meberikan rangsangan dan pengalaman belajar secara menyeluruh bagi siswa melalui semua indera, terutama indera pandang – dengar. Kalau kita amati lebih cermat lagi, pada mulanya media pembelajaran hanyalah dianggap sebagai alat untuk membantu guru dalam kegiatan mengajar (teaching aids). Alat bantu mengajar yang mula-mula digunakan adalah alat bantu visual seperti gambar, model, grafis atau benda nyata lain. Alat-alat bantu itu dimaksudkan untuk memberikan pengalaman lebih konkrit, memotivasi serta mempertinggi daya serap dan daya ingat siswa dalam belajar. Sekitar pertengahan abad 20 usaha pemanfaatan alat visual mulai dilengkapi dengan peralatan audio, maka lahirlah peralatan audio visual pembelajaran.
KARAKTERISTIK
MEDIA PENDIDIKAN
A.
Media Cetak
Media cetak merupakan media pembelajaran yang sangat umum dgunakan.
media cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan
tekhnologi cetak.
a.
Bagan, adalah kombinasi antara
media grafis, gambar dan foto yang dirancang untuk memvisualisasikan secara
logis dan teratur mengenai fakta pokok atau gagasan (Nana Sudjana:2005:27).
b.
Grafik, diartikan sebagai media yang memvisualisasikan
data-data dalam bentuk angka.
c.
Komik.
d.
Poster.
e.
Media foto.
B.
Media Elektronik
Media
cetak dapat diartikan sebagai perangkat bahan yang memuat materi atau isi
pelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran yang dituangkan dengan menggunakan
tekhnologi audio visual.
a. Overhead Projector (HP)
b. Media audio
c. Multimedia projector
MANAGEMENT MEDIA PENDIDIKAN
Prinsip-prinsip Materi
Untuk mencapai tujuan
yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan
syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal
dengan 6M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.
1.
Sumber Daya Manusia
Dalam
manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat
tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang berkerja sama untuk
mencapai tujuan.
2.
Money (uang)
Uang
merupakan alat tukar dan alat pengukur nilai. Besar-kecilnya hasil kegiatan
dapat diukur dari jumlah uang yang beredar dalam perusahaan. Oleh karena itu
uang merupakan alat (tools) yang penting untuk mencapai tujuan karena segala
sesuatu harus diperhitungkan secara rasional. Hal ini akan berhubungan dengan
berapa uang yang harus disediakan untuk membiayai gaji tenaga kerja, alat-alat
yang dibutuhkan dan harus dibeli serta berapa hasil yang akan dicapai dari
suatu organisasi.
3.
Materials (bahan)
Materi
terdiri dari bahan setengah jadi (raw material) dan bahan jadi. Dalam dunia
usaha untuk mencapai hasil yang lebih baik, selain manusia yang ahli dalam
bidangnya juga harus dapat menggunakan bahan/materi-materi sebagai salah satu
sarana. Sebab materi dan manusia tidaki dapat dipisahkan, tanpa materi tidak
akan tercapai hasil yang dikehendaki.
4.
Machines (mesin)
Dalam
kegiatan perusahaan, mesin sangat diperlukan. Penggunaan mesin akan membawa
kemudahan atau menghasilkan keuntungan yang lebih besar serta menciptakan
efesiensi kerja.
5.
Metode
Dalam
pelaksanaan kerja diperlukan metode-metode kerja. Suatu tata cara kerja yang
baik akan memperlancar jalannya pekerjaan. Sebuah metode daat dinyatakan
sebagai penetapan cara pelaksanaan kerja suatu tugas dengan memberikan berbagai
pertimbangan-pertimbangan kepada sasaran, fasilitas-fasilitas yang tersedia dan
penggunaan waktu, serta uang dan kegiatan usaha. Perlu diingat meskipun metode
baik, sedangkan orang yang melaksanakannya tidak mengerti atau tidak mempunyai
pengalaman maka hasilnya tidak akan memuaskan. Dengan demikian, peranan utama
dalam manajemen tetap manusianya sendiri.
6. Pasar
Memasarkan
produk sudah barang tentu sangat penting sebab bila barang yang diproduksi
tidak laku, maka proses produksi barang akan berhenti. Artinya, proses kerja
tidak akan berlangsung. Oleh sebab itu, penguasaan pasar dalam arti menyebarkan
hasil produksi merupakan faktor menentukan dalam perusahaan. Agar pasar dapat
dikuasai maka kualitas dan harga barang harus sesuai dengan selera konsumen dan
daya beli (kemampuan) konsumen.
PERANAN MEDIA
PENDIDIDKAN DALAM PROSES PEMBELAJARAN
Dengan menggunakan media pendidikan dalam pembelajaran akan lebih
mempunyai makna bagi berbagai kemampuan siswa baik kognitif, afektif ataupun
psikomotoriknya, sehingga dengan penggunaan media pendidikan dalam proses
belajar mempunyai dampak yang positif terhadap kemampuan siswa.
Pemakaian media dalam proses pembelajaran akan dapat meningkatkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan
belajar, bahkan membawa pengaruh psikologis terhadap siswa. Selain itu media
juga berguna untuk membangkitkan gairah belajar, memungkinkan siswa belajar
mandiri sesuai dengan minat dan kemampuannya. “Media dapat meningkatkan
pengetahuan, memperluas pengetahuan, serta memberikan fleksibilitas dalam
penyampaian pesan, yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar”.
(Angkowo dan A Kosasih, 2007: 27 ).
Media mempunyai peranan yang cukup berarti dalam kegiatan
belajar mengajar, diantaranya :
1. Mengatasi masalah
keterbatasan ruang kelas
Seperti model misalnya, digunakan
karena objek asli tidak mungkin dapat ditunjukkan di muka kelas. Misalnya
karena terlalu besar, terlalu kecil, terlalu rumit,terlaluberat,terlaluberbahaya,dsb.
2. Mengatasi masalah letak
geografis
Misalnya untuk daerah pegunungan
yang jauh dari pantai, untuk memperlihatkan laut digunakan media film, kaset
video.
3. Mengatasi gerak benda yang
terlalu cepat (seperti kepakan sayap lebah) atau terlalu lambat (seperti proses
mekarnya bunga), padahal geraknya ini yang jadi pusat perhatian. Kasulitan ini
dapat diatasi dengan memutar rekaman film atau video yang diperlambat atau
dipercepat.
FUNGSI DAN KEGUNAAN MEDIA PENDIDIKAN
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1. Menimbulkan gairah belajar,
interaksi lebih langsung antara murid dengan sumber
2. Memungkinkan anak belajar mandiri
sesuai dengan bakat dan kemampuan visual, auditori, dan kinestetiknya.
3. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu,
tenaga dan daya indera.
4. Member rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman dan menimbulkan persepsi yang sama.
5. Meningkatkan kualitas pembelajaran.
6. Pembelajaran jadi lebih interaktif
dengan menerapkan teori belajar .
7. Membuat konkrit konsep-konsep yang
abstrak.
8. Menghadirkan objek-objek yang
terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar